New Page 1

SELAMAT DATANG DI PLANET HIJAU BAURENO, MARI KITA SUKSESKAN KONFERANCAB IPNU XVI - IPPNU XIV BAURENO

Minggu, 06 Mei 2012

Ke-IPNU-an


Ke-IPNU-an
Oleh : PAC IPNU Baureno Bojonegoro

A.    Tinjauan Sosiologis dan Strategis Kelahiran IPNU
Sebelum mengetahui tinjauan sosiologis dan strategis kelahiran IPNU lebih dahulu kita perlu menyatukan pandangan tentang makna sosiologis
Sosiologis berasal dari dua kata sosial dan logos; sosial artinya masyarakat atau yang berhubungan dengan orang lain atau beberapa individu.
Sedangkan logos artinya pengetahuan. Sehingga dengan makna sederhana Sosisologis dapat diartikan Ilmu yang mempelajari tentang gejala sosial atau perubahan-perubahan bentuk kemasyarakatan yang menyangkut budaya dan peradaban dll
Secara historis (sejarah) dapat kita lihat bahwa sebelum tahun 1954 sejak IPNU berdiri tanggal sudah ada embrio (cikal bakal) organisasi muda yang berafiliasi dengan NU (Nahdlatul Ulama) yang berdiri tahun 1926, seperti RAMNO, IMNO, PERPENO dll. Sayangnya waktu itu organisasi tersebut masih bersifat kedaerahan/lokalistik dan tidak koordinatif, akibatnya tujuan gerakan yang dilakukan tidak tercapai secara optimal, sehingga sampai pada konferensi Ma’arif Nahdlatul Ulama seluruh Indonesia di Semarang, IPNU resmi diproklamirkan sebagai Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, tepatnya tanggal 24 Februari 1954 atau 20 Jumadil Akhir 1373 yang dipelopori oleh M Sofyan Cholil Mustahal, Ahmad Masjub, dan A. Ghoni Farid, M Zeda dengan ketua umum Muhammad Tholkhah Mansur
IPNU merupakan organisasi kemasyarakatan dengan tujuan internal organisasi yaitu  terbentuknya kader pelajar IPNU yang beriman, bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan dan bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya ajaran Islam ala ahlus sunah wal jama’ah di tengah-tengah masyarakat.
Melihat tujuan IPNU maka jelaslah bahwa IPNU :
-   Wadah untuk mengkader/mempersiapkan kader-kader yang akan menjadi pejuang dan berjuang dimasyarakat
-   Ikut menguatkan/memeperkuat nuansa spiritual pemuda dikalangan masyarakat dan kemantapan beragama sehingga membentuk kesalehan sosial (kebaikan secara menyeluruh dikalangan generasi muda khususnya pelajar dan santri)
Berdirinya IPNU adalah suatu hal yang sungguh penting bagi NU. Karena, ibarat sebuah perkembangbiakan maka pembibitan atau regenerasi harus selalu dilakukan untuk mempertahankan jenis atau bentuk dari organisasi.
IPNU merupakan ujung tombak perjuangan yang mempunyai makna sebagai penerus tongkat estafet perjuangan dan tulang punggung masa depan NU khususnya dan Islam ala ahlussunah wal jama’ah pada umumnya.
Secara historis, IPNU lahir dengan garapan pelajar pada tahun 1954, meski pada tahun 1985 IPNU sempat termarginalkan (terpinggirkan) sehingga berubah menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama, tetapi suatu langkah bijaksana untuk mengambil khikmah dari setiap sesuatu pada saat IPNU dialihkan ke putra, maka kita bisa melihat keadaan masa IPNU yang sebenarnya dan tahu apa saja yang perlu dilakukan.
Untuk merubah kearah yang lebih baik hingga tahun 2003 di Sukolilo, Surabaya Kongres IPNU yang ke 14, IPNU kembali menjadi pelajar lagi. Hal ini memantapkan kita untuk menggarap 3 segmen lahan pengkaderan yaitu : Pelajar formal (sekolah) santri formal (pesantren) dan ranting yang beragam kader (santri, pelajar dll/kader santri tidak formal)

B.    Peristiwa-peristiwa keputusan penting dari kongres IPNU
1.    Diawali dengan berdirinya IPNU pada tanggal 24 Februari 1954 adalah suatu tonggak sejarah baru yang paling penting bahwa telah lahir wadah pengkaderan yang patut dibanggakan dengan nama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) yang merupakan keputusan dari pelopor-pelopor, pejuang/aktivis muda NU yang monumental.
2.    Perubahan status IPNU dari Pelajar menjadi putra pada kongres ke-10 di Jombang, karena Politik Orde Baru melalui UU No 8 tahun 1985 yang mengatur Organisasi kemasyarakatan, UU tersebut melarang adanya organisasi pelajar kecuali OSIS, sehingga untuk mempertahankan agar IPNU tetap eksis, maka keputusan perubahan itupun disepakati. Ditambah lagi tentang ideologi ormas yang menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya azaz dan mewadahi Ormas-Ormas, OKP ke dalam KNPI (Upaya bentuk penjara/kekangan Orde Baru)
3.    Pada kongres ke-13 di Makasar pada tanggal 25  Maret 2000, memunculkan deklarasi Makasar yang mengamanatkan IPNU kembali pada visi kepalajaran yang diimplementasikan dalam pendirian komisariat dilembaga-lembaga pendidikan sekolah dan pondok pesantren, tercatat 3 point, yaitu :
a.    Mengembalikan IPNU pada visi keterpelajaran sebagaimana tujuan pendirian
b.    Menumbuhkembangkan IPNU pada basis perjuangan yaitu sekolah & pondok pesantren
c.    Mengembalikan Corp Brigade Pembangunan (CBP) sebagai kelompok kedisiplinan, kepanduan dan kepecintaalaman
4.    Tanggal 18-24 Juni 2003, pada Kongres IPNU ke-14 di Surabaya, IPNU berubah menjadi pelajar lagi dan membagi 3 lahan garapan : Ranting, Komisariat Sekolah dan Komisariat Pesantren

C.   Kebijkan Strategis IPNU kedepan
Dengan kongres IPNU ke-14 di Surabaya yang mengembalikan IPNU ke Pelajar, maka perlu diambil langkah-langkah kebijakan yang strategis dari IPNU untuk memformat dan menata kembali IPNU kedepan yang lebih baik, sehingga mampu bertahan dan menghadapi atau mampu menjawab tantangan zaman.
Karakteristik Perjuangan Organisasi ditata dan dikembangkan supaya tidak termakan oleh usia zaman.

Adapun beberapa kebijakan yang perlu dan harus diambil :
a.    Mengedepankan pemberdayaan pelajar dan santri
Bahwa orientasi IPNU berpijak pada keniscayaan organisasi dan anggotanya untuk senantiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran dan kaidah-kaidah Belajar, Berjuan dan Bertaqwa.
Wawasan IPNU pada wawasan keterpelajaran berarti wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan diri sebagai Center of Excelence pemberdayaan sumber daya terdidik yang berilmu, berkeahlian dan visioner (punya pandangan kedepan) yang dilandasi misi sucinya berpihak pada kebenaran, kejujuran serta amar ma’ruf nahi mungkar.
Kemudian dengan masuknya IPNU ke Pesantren, santri dapat dengan leluasa menjawab tantangan untuk kepentingan itu. Kiranya perlu ditumbuhkembangkan pada diri santri lima kesadaran :
-   Kesadaran beragama
-   Kesadaran berilmu
-   Kesadaran berorganisasi
-   Kesadaran bermasyarakat
-   Kesadaran berbangsa & bernegara
Dengan panca kesadaran tersebut, santri diharapkan mampu menjawab tantangan masa depan, sehingga sebagai Khalifah fil Ardh, santri dituntut untuk dapat membekali diri dengan tiga kemampuan :
                    i.   Kemampuan pengetahuan Agama yang sistematis
                   ii.   Kemampuan pengetahuan mengenai persoalan-persoalan zaman
                  iii.   Kemampuan meramu pengetahuannya tentang agama Islam & permasalahannya dalam kerangka menyusun langkah-langkah bimbingan yang mantap.
b.    Membangun kultur (budaya) intelektualisme dan membumikan visi keilmuan
Dengan berkonsentrasinya IPNU di dunia keilmuan kepelajaran dan kesantrian maka lahan garapan semakin jelas karena sebagai generasi pelajar maka IPNU tidak boleh tersisolasi dengan dunia riil seperti masalah ekonomi/politik kebudayaan dll.
Peran serta dan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial yang melengkapinya adalah sebuah keharusan meski belum jatahnya/masanya untuk bermain di wilayah tersebut. Minimal memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang apa itu politik ekonomi, kebudayaan dan kehidupan lainnya sejauh dalam kerangka akademis & keilmuan.





c.    Menjadikan IPNU sebagai pembentuk masyarakat belajar
IPNU yang berdiri sebagai wadah berhimpunnya remaja pelajar NU, memberi pelayanan tidak hanya pelajar tetapi juga santri dan mereka yang berstatus putus sekolah. Tiga komponen dasar inilah yang menopang kebesaran IPNU. Oleh karena itu, tiga komponen ini tak terpisahkan satu sama lain. Kita sering menyebut kader IPNU sehingga pelajar yang santri dan santri yang sekaligus pelajar, komunitas pelajar dan santri serta remaja yang putus sekolah yang layak mendapat pendidikan secara wajar bagi IPNU adalah segmen penting untuk membuka selebar-lebarnya karena pendidikan kekaderan yang penting, perlu ditegaskan adalah bahwa pemakaian nama “pelajar” tidak kemudian memberikan batas ataupun sekat yang pasti antara pelajar (siswa), santri dan remaja putus sekolah, artinya tidak hanya orang yang mau belajar itu harus berstatus pelajar formal, baik yang di sekolah / di pesantren formal semata.
Dalam memproduksi kader kita harus mempunyai pertimbangan sebagai berikut :
·         Kuantitas kader (jumlah/banyaknya)       
·         Kualitas kader (mutu)
·         Penjenjangan kader (Strata/tingkatan)
Dalam prosesnya mampu memahami aspek yang harus diberikan guna menjadikan IPNU sebagai motivator setiap segmentasi baik pelajar maupun remaja putus sekolah. IPNU seharusnya menempatkan diri menjadi pelajar yang baik pelayan yang mampu memenuhi basic need (kebutuhan dasar) yang diinginkan seorang kader.

D.   Posisi dan Peran IPNU dalam konteks kepelajaran dan konteks kemasyarakatan
Bagi IPNU yang telah menegaskan diri sebagai Organisasi pelajar, beberapa hal yang menjadi kendala itu dapat dilakukan dengan konstruksi sikap dan garapan yang jelas, terarah dan terukur. Mungkin muncul pertanyaan apakah pelajar menjadi anggota IPNU dan tidak? Ini memerlukan jawaban pasti bahwa dengan ber IPNU seorang pelajar yang menjadi anggota IPNU seorang pelajar akan memiliki kelebihan tertentu. Kalau mau menjadikan IPNU menarik maka kelebihan yang ditawarkan jangan menyangkut hal yang sudah ada/bisa diperoleh pelajar tanpa harus aktif di IPNU, pemikiran dan cara pandang baru ini perlu dikembangkan sehingga mampu menciptakan inovasi (penemuan-penemuan) baru yang lebih baik untuk kemaslahatan.
Pendamping organisasi IPNU dengan organisasi pelajar yang lain bisa berjalan dengan baik seperti OSIS, KESIP (Santri) dll. Selama itu posisi IPNU hakikatnya merupakan wadah perjuangan pelajar NU untuk mensosialisasikan komitmen nilai-nilai keislaman, keilmuan, kekaderan dan penggalan dari pembinaan Potensi pelajar. Dengan demikian, bahwa titik utama fungsi organisasi ini adalah sebagai wadah berhimpun remaja, pelajar & santri NU untuk mempersiapkan kader-kader bangsa dan sebagai wadah aktualisasi bagi mereka dalam pelaksanaan dan pengembangan syariat Islam. Peran partisipasi IPNU ini akan membentengi degradasi moralitas bangsa. Oleh karenanya dengan secara tegas IPNU kembali ke pelajar maka IPNU menjadi madrasah alternatif bagi kaum muda NU
Akhirntya dengan mengutip syair “Generasi (pemuda) hari ini adalah pemimpin di Masa depan di tanganmulah maju dan mundurnya bangsa ini dipertaruhkan”
Selamat Belajar, berjuang dan bertaqwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAURENO

New Page 1

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN REKAN DI BLOG RESMI PAC IPNU-IPPNU BAURENO BOJONEGORO,kirim berita,artikel di lakmud.2012@gmail.com/uddinyajma@yahoo.co.id